Di salah satu sudut Provinsi Aceh, sebuah kisah sederhana
namun menyentuh masyarakat ramai menjadi perhatian publik nasional. Sosok Melda
Safitri (usia 33 tahun) asal Kabupaten Aceh Singkil dan kemudian kembali ke
kampung di Aceh Selatan menjadi viral setelah tercatat mengalami perubahan
drastis kehidupan: dari istri biasa hingga “mendadak sorotan”.
Awal Cerita
Melda menikah pada tahun 2020 dengan seorang anggota Satpol
PP Kabupaten Aceh Singkil berinisial JS. Dari pernikahan itu lahir dua anak
kecil yang masih bergantung pada dirinya.
Hidup keluarga sederhana: Melda aktif di media sosial (akun Facebook bernama
Safitri Alshop Aceh) dengan followers yang cukup banyak—menunjukkan bahwa ia
bukan sekadar sosok biasa di lingkungannya.
Detik-Detik Yang Mengubah Segalanya
Momen yang menarik perhatian publik terjadi ketika sang
suami—yang telah lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) atau P3K—menceraikan Melda dengan talak satu-dua-tiga secara lisan pada
tanggal 15 Agustus 2025, hanya dua hari menjelang
pelantikan/penyerahan SK PPPK.
Melda sendiri mengungkap bahwa hal itu terjadi dalam suasana pertengkaran: sang
suami pulang kerja, marah karena di rumah tidak ada lauk atau “kawan nasi”, dan
dari situ rumah tangga mulai renggang hingga akhirnya talak dijatuhkan.
Video yang memperlihatkan Melda bersama dua anaknya menangis
ditepi jalan kampung dan hendak kembali ke rumah orang tua di Aceh Selatan lalu
viral di media sosial. Lihat pula komentar netizen yang menyebutnya “perempuan
tangguh yang tetap tegar meski ditinggal suami”.
“Kena Sorotan” Karena Viral
Kenapa kisah Melda menjadi sorotan? Beberapa poin penting :
- Waktu
perceraian yang sangat dekat dengan pelantikan suami sebagai PPPK membuat
publik bertanya-tanya soal prioritas dan komitmen dalam keluarga.
- Video
yang memperlihatkan Melda berjibaku bersama anak-anaknya lalu kembali ke
kampung halaman menjadi simbol kehancuran dan keberanian sekaligus—yang
kemudian menjadi bahan empati dan diskusi sosial.
- Dari
sisi sosial media: Melda punya followers yang kuat, dan cerita-cerita
tentang dirinya menyebar cepat. Viralitas ini menghadirkan ruang publik
untuk membicarakan isu-isu rumah tangga, ketahanan perempuan, ekonomi
keluarga, dan pemanfaatan sosial media oleh sosok yang sebelumnya hampir
tak dikenal.
Babak Baru: Dari Keterbatasan ke Peluang
Semenjak kisahnya menjadi sorotan, kehidupan Melda sedikit
demi sedikit berubah:
- Ia
kembali ke rumah orang tuanya di Aceh Selatan bersama kedua anaknya dan
kemudian memilih untuk berjualan gorengan serta minuman seribuan di depan
rumah demi bertahan hidup.
- Sebuah
pengusaha kosmetik asal Aceh bernama Shella Saukia menunjukkan perhatian
terhadap Melda: memberikan bantuan modal usaha berupa uang tunai dan juga
ponsel baru untuk mendukung usahanya secara online.
- Melda
pun beberapa kali diundang ke podcast populer, seperti oleh Denny Sumargo
(“Densu Podcast”), yang semakin memperkuat sorotan publik terhadap
dirinya.
Refleksi & Pelajaran yang Bisa Diambil
Kisah Melda mengandung banyak pelajaran sosial yang menarik
untuk direnungkan:
- Ketahanan
perempuan: Meski mengalami keputusan yang sulit (diceraikan secara
tiba-tiba), Melda memilih untuk tidak menyerah dan tetap berjuang untuk
anak-anaknya dan kehidupannya sendiri.
- Bantuan
sosial dan jaringan: Kisahnya menunjukkan bahwa viralitas di media
sosial bisa membuka ruang untuk bantuan dan dukungan—baik dari komunitas,
publik, maupun pihak yang berkepentingan sosial-ekonomi.
- Isu
rumah tangga & ekonomi keluarga: Perceraian di saat sang suami
memperoleh penghasilan dan jabatan menimbulkan pertanyaan tentang keadilan
dalam rumah tangga dan pembagian peran ekonomi serta pengakuan atas
kontribusi pasangan.
- Media
sosial sebagai double-edged sword: Kisah Melda viral karena video yang
emosional—hal ini membuka pintu dukungan, namun juga menghadirkan risiko
(intimidasi, sorotan publik, bahkan ancaman) seperti yang kemudian
diberitakan.
Dari sebuah kampung di Aceh hingga ke layar media sosial
nasional, Melda Safitri menjadi contoh bagaimana satu momen dalam kehidupan
bisa mengubah narasi seseorang—dari “ibu rumah tangga biasa” menjadi “sosok
publik” dengan sorotan, dukungan, dan tantangan baru.
Kisahnya bukan tentang mencari popularitas, melainkan bagaimana kalah dan
kemudian bangkit dengan keberanian, bagaimana narasi tanggung jawab dan
keadilan keluarga didiskusikan kembali oleh masyarakat. Semoga, perjalanan
Melda ke depan bisa memberi inspirasi bahwa di balik setiap kisah viral, selalu
ada manusia nyata dengan cerita nyata—dan semoga ia semakin kuat, mandiri, dan
bahagia dalam babak baru hidupnya.
Post a Comment for "Kisah Mendadak Sorotan dari Aceh ─ Melda Safitri"