Blogger Jateng

Tradisi Orang Aceh (Mak Meugang) Sebelum Hari Raya Haji (Idul Adha)

 


Tradisi Orang Aceh (Mak Meugang) Sebelum Hari Raya Haji (Idul Adha)

Aceh, sebuah provinsi di ujung barat Indonesia, dikenal kaya akan tradisi Islam yang kuat dan mengakar dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satu tradisi yang sangat lekat dengan identitas budaya Aceh adalah Mak Meugang. Tradisi ini rutin dilaksanakan menjelang hari-hari besar Islam, termasuk sebelum Hari Raya Haji (Idul Adha).

 

Apa Itu Tradisi Mak Meugang?

Mak Meugang (atau biasa disebut "Meugang" saja) adalah tradisi membeli dan memasak daging secara bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Biasanya, tradisi ini dilakukan dua hingga satu hari menjelang Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun sejak masa Kesultanan Aceh, dan hingga kini tetap dilestarikan sebagai simbol kebersamaan dan syukur.

 

Makna Sosial dan Religius

Mak Meugang bukan sekadar memasak dan menyantap daging, tetapi memiliki nilai sosial dan religius yang dalam. Dalam konteks Hari Raya Haji, tradisi ini menjadi bagian dari bentuk penghormatan terhadap momen suci Idul Adha yang identik dengan kurban. Meskipun penyembelihan hewan kurban baru dilakukan pada hari H, masyarakat Aceh telah lebih dulu menyambutnya dengan meriah lewat Mak Meugang.

 

Tradisi ini juga menjadi momen berbagi, di mana keluarga yang mampu akan membeli daging dalam jumlah besar, bukan hanya untuk keluarga inti, tetapi juga dibagikan kepada tetangga, kerabat, hingga kaum dhuafa. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat dapat merasakan nikmatnya makan daging, meskipun hanya setahun sekali.

 

Suasana Meugang di Aceh

Menjelang Hari Raya Haji, pasar-pasar tradisional di seluruh Aceh akan dipadati pembeli. Pedagang daging mulai menjajakan dagangannya sejak pagi hari, dan suasana pasar menjadi sangat hidup. Harga daging biasanya naik karena tingginya permintaan, tetapi hal ini telah menjadi bagian dari dinamika Meugang yang sudah dimaklumi masyarakat.

 

Di rumah, keluarga akan memasak daging menjadi berbagai masakan khas Aceh, seperti kuah beulangong (kari khas Aceh), rendang Aceh, kari kambing, atau daging tumis pedas. Setelah memasak, makanan tersebut disantap bersama-sama keluarga besar atau dibagikan ke tetangga dan mereka yang membutuhkan.

 

Pelestarian Tradisi

Di era modern ini, tradisi Mak Meugang tetap bertahan dan bahkan menjadi momen penting dalam memperkuat silaturahmi di tengah masyarakat yang semakin sibuk. Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat pun sering mengadakan kegiatan sosial saat Meugang, seperti pasar murah daging dan pembagian makanan gratis.

 

Tradisi Mak Meugang menjelang Hari Raya Haji bukan hanya soal daging dan makanan. Ia adalah refleksi nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan keimanan masyarakat Aceh. Di tengah zaman yang terus berubah, Mak Meugang tetap menjadi simbol kekayaan budaya dan spiritual yang patut dijaga dan dilestarikan.

Post a Comment for "Tradisi Orang Aceh (Mak Meugang) Sebelum Hari Raya Haji (Idul Adha)"